Senin, 07 Maret 2011

Proposal Skripsi


1.      Latar Belakang Masalah
Permasalahan yang melanda banyak negara sedang berkembang mencakup berbagai aspek mulai dari aspek social, ekonomi dan politik pada ujungnya akan bermuara pada satu titik yaitu rendahnya kualitas sumber daya manusia. Betapa pentingnya SDM ini dalam memicu perkembangan suatu negara, karena bagaimanapun juga yang akan membawa Negara menjadi maju adalah orang-orang yang ada didalamnya.
Kualitas sumber daya manusia di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini terbukti dari peringkat IPM Indonesia jika dibandingkan dengan Negara lain di dunia masih menduduki posisi dibawah. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Adapun untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah melalui pendidikan.
Pendidikan merupakan aspek penting dalan kehidupan manusia. Dengan pendidikan manusia akan beradab dan berpengetahuan sehingga jauh dari kejahiliahan. Pendidikan dalam suatu negara merupakan bagian yang sangat penting. Maju mundurnya suatu negara salah satunya dapat ditentukan oleh pendidikannya.
Berdasarkan undang-Undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari pengertian tersebut jelas, bahwa Indonesia dalam hal pendidikan memiliki tujuan yang sangat mulia.
Betapapun  idealnya tujuan pendidikan di Indonesia, tentu tidak dapat dicapai dengan mulus. Apa yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Proses pendidikan yang terjadi masih jauh dari tujuan tersebut. Indikator dari keberhasilan pendidikan ini salah satunya dibuktikan oleh hasil belajar siswa.
Prestasi belajar yang dicapai siswa merupakan hasil selama ia mengikuti proses belajar. Abin Syamsudin (2004: 26) menggolongkan prestasi belajar sebagai “salah satu komponen dalam PBM. Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakekatnya merupakan hasil interaksi antara faktor-faktor yang mempengaruhinya.”
Prestasi belajar merupakan sebuah gambaran konkrit keberhasilan proses belajar mengajar yang berlangsung di institusi pendidikan, prestasi belajar juga dapat menjadi tolak ukur dari tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi  tertentu yang telah diberikan, setelah peserta didik mengalami proses belajar pada jangka waktu tertentu dan dinyatakan dalam bentuk nilai.
Belajar selain dipandang sebagai hasil, juga dipandang sebagai proses. Seorang siswa dikatakan belajar apabila dalam dirinya itu terjadi suatu proses yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut diwujudkan dalam pola-pola respons yang bersifat kognitif, afektif, dan psikomotor.  Perubahan belajar pada dasarnya adalah proses yang sadar, artinya yang bersangkutan telah melakukan sesuatu secara sadar dan pada dirinya dirasakan adanya perubahan tertentu.
Prestasi belajar siswa di sekolah selalu dihubungkan dengan hasil belajar sehari-hari di sekolah. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa di sekolah yaitu dengan melihat peringkat aktualisasi dari kegiatan belajar, salah satunya adalah berbentuk prestasi belajar yang dicapai seseorang. Hal ini mengandung arti bahwa belajar merupakan manifestasi kemampuan potensi individu.
Untuk suatu proses pendidikan dalam setiap jenjang pendidikan hasil belajar adalah salah satu ukuran untuk menunjukkan keberhasilan. Keberhasilan suatu proses pendidikan dapat ditentukan oleh tinggi rendahnya hasil belajar peserta didik, yang dapat dilihat dari nilai rapor ataupun nilai ujian nasional.
Pencapaian hasil Ujian Nasional mata pelajaran ekonomi siswa SMA di kota Bandung rata-rata 7,18.  Nilai yang rendah dari pencapaian Ujian Nasional tersebut diperoleh oleh beberapa SMA swasta kota  Bandung.  Berikut ini merupakan data nilai Ujian Nasional SMA Kota Bandung yang dibawah rata-rata.




Tabel 1
Nilai Rata-Rata Pencapaian Ujian Nasional
24 SMA Swasta Kota Bandung
Mata Pelajaran Ekonomi

NO
NAMA SEKOLAH
NILAI
NO
NAMA SEKOLAH
NILAI
1
SMA Taruna Bakti
6,92
13
SMA Advent Cimindi
6,09
2
SMA Al Falah
6,86
14
SMA Rajawali
6,07
3
SMA Plus Baiturrahman
6,86
15
SMA Paulus
6,04
4
SMA Kartika Siliwangi 2
6,86
16
SMA Mutiara 1
6,03
5
SMA Putra Pajajaran
6,70
17
SMA PGRI 2
6,03
6
SMA Muhammadiyah 1
6,68
18
SMA YWKA
6,00
7
SMA Nusantara 1
6,64
19
SMA Bina Dharma 1
5,87
8
SMA Nusantara
6,55
20
SMA Nugraha
5,69
9
SMA Pelita Bangsa
6,50
21
SMA YPKKP
5,6
10
SMA YPS
6,44
22
SMA Mutiara 2
5,54
11
SMA BPPK
6,35
23
SMA Sebelas Maret
4,20
12
SMA PGRI 1
6,16
24
SMA Mutiara Bunda
3,25
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung
Berdasarkan data diatas, beberapa SMA Swasta yang memperoleh nilai rata-rata Ujian Nasional mata pelajaran ekonomi terendah khususnya dibawah 6 ada enam SMA yaitu SMA Bina Dharma 1, SMA Nugraha, SMA YPKKP, SMA Mutiara 2, SMA Sebelas Maret dan  SMA Mutiara Bunda.
Masalah pencapaian hasil Ujian Nasional yang rendah ini merupakan masalah penting yang harus segera dicaritahu apa penyebab dan bagaimana solusinya. Khususnya untuk mata pelajaran ekonomi, pemahaman siswa perlu dibentuk, dan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran itu salah satunya dibuktikan dengan hasil belajar.
Hasil belajar yang rendah merupakan suatu hal yang tidak bisa dibiarkan begitu saja, karena hal ini akan berdampak buruk terhadap perkembangan sumber daya manusia, yang pada akhirnya akan menghambat pembangunan bangsa.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan yang telah diuraikan di atas, sehingga penulis memberi judul penelitian ini dengan judul PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Survey pada SMA Swasta Kota Bandung)

2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Bagaimana pengaruh lingkungan sosial ekonomi keluarga terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi?
2.      Bagaimana pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi?
3.      Bagaimana pengaruh lingkungan sosial ekonomi keluaga terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi?

3.      Tujuan dan Mafaat Penelitian
3.1 Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui  pengaruh lingkungan sosial ekonomi keluarga terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.
2.      Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.
3.      Untuk mengetahui pengaruh status sosial ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.
3.2 Manfaat Penelitian
a.      Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan menjadi acuan untuk menambah pengetahuan dan sebagai bahan kajian dalam mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
b.      Secara Praktis
·         Bagi Sekolah
1.      Dapat memberikan manfaat bagi sekolah sebagai referensi dalam meningkatkan  kualitas pembelajaran yang ditunjukan oleh keberhasilan hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran ekonomi.
2.      Dapat memberikan acuan bagi guru khususnya yang mengajar mata pelajaran ekonomi bagaimana motivasi belajar siswa dan status sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
·         Bagi Penulis
1.      Menambah wawasan dalam memperkaya ilmu kependidikan
2.      Memberikan pengalaman dengan mengetahui kondisi nyata di lapangan, sehingga bisa membandingkan dengan teori yang didapat selama perkuliahan

4. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
4.1 Kerangka Pemikiran
Indikator keberhasilan suatu proses belajar mengajar dapat diukur melalui hasil belajar siswa. Hasil belajar diantaranya berupa perubahan tingkah laku, peningkatan pengetahuan, pemahaman dan kerterampilan. Secara lebih kongkrit, hasil belajar dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa.
Berhasil tidaknya seorang siswa dalam memperoleh hasil belajarnya tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut akan saling berinteraksi untuk mencapai hasil yang diharapkan. Faktor-faktor tersebut ada yang berasal dari dalam (faktor internal) seperti minat, bakat, sikap, motivasi, kebiasaan dan kecerdasan serta faktor yang berasal dari luar (faktor eksternal) seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
Albert Bandura menjelaskan teori belajar social (social learning theory)  Pijakan awal teori belajar sosial adalah bahwa manusia belajar melalui pengamatannya terhadap perilaku orang lain. Orang belajar tentang sebagian besar apa yang ia ketahui melalui observasi (pengamatan). Belajar melalui pengamatan berbeda dari classical dan operant conditioning karena tidak membutuhkan pengalaman personal langsung dengan stimuli, penguatan kembali, maupun hukuman. Belajar melalui pengamatan secara sederhana melibatkan pengamatan perilaku orang lain, yang disebut  model, dan kemudian meniru perilaku model tersebut.
Menurut Bandura (Hergenhahn dan Olson, 2008: 363) mengemukakan bahwa “terdapat empat proses yang mempengaruhi proses belajar observasional yaitu proses atensional, proses retensional, proses pembentukan prilaku dan proses motivasional.” Proses atensional merupakan suatu proses dimana sebelum sesuatu dipelajari dari model, model itu harus diperhatikan. Kemudian agar informasi yang sudah diperoleh dari observasi bisa berguna, informasi itu harus diingat atau disimpan. Setelah itu akan muncul proses pembentukan perilaku menentukan sejauh mana hal-hal yang telah dipelajari akan diterjemahkan ke dalam tindakan atau performa. Dan yang terakhir adalah motivasi atau penguatan untuk meniru model tersebut.  

                                                                                                                             


PROSES ATENSIONAL

PROSES RETENSI

PROSES PRODUKSI

PROSES MOTIVASIONAL
Kejadian model
Kemenonjolan
Valensi avektif
Kompleksitas
Prevalensi
Nilai fungsi



KEJADIAN MODEL
 
Atribut pengamat
Kemampuan perceptual
Set perceptual
Kemampuan kognitif
Level kemunculan
Preferensi yang didapat
Pengkodean simbolik
Organisasi kognitif
Rehearsal kognitif
Rehearsal pelaksanaan






Atribut pengamat
Keterampilan kognitif
Struktur kognitif
Representasi kognitif
Observasi pelaksanaan
Informasi umpan-balik
Penyesuaian konsepsi





Atribut pengamat
Kemampuan fisik
Sub-keahlian komponen
Intensif eksternal
Sensoris
Kelihatan nyata
Social
Kontrol
Berbagai macam insentif
Insentif diri
Kelihatan nyata
 Evaluasi diri
PENYESUAIAN POLA
 
Atribut pengamat
Preferensi insentif
Bias komparatif social
Standar  internal
Gambar 1
Ringkasan berbagai proses yang mempengaruhi belajar observasional
Sumber:Hergenhahn dan Ohlin, 2008: 367


Belajar merupakan proses perubahan perilaku. Menurut Bandura, orang, lingkungan, dan perilaku orang itu semuanya berinteraksi untuk menghasilkan perilaku selanjutnya. Dengan kata lain ketiga komponen itu tidak bisa dipahami secara terpisah-pisah. Bandura meringkas tiga interaksi itu sebagai berikut:

P = Person (faktor internal)
E = Environment (factor eksternal)
B = behavior
                                                                  P

                              
                                 B                                         E

Gambar 2
Interaksi antara Person, Environment dan Behavior
Sumber:Hergenhahn dan Ohlin, 2008: 368

 Posisi gambar diatas diartikan oleh Bandura sebagai determinisme resiprokal (reciprocal determinism). Maksud dari gambar tersebut adalah bahwa kita bisa mengatakan perilaku memengaruhi seseorang dan lingkungan, atau lingkungan atau orang memengaruhi perilaku. Menurut Bandura, orang dapat memengaruhi lingkungan dengan bertindak dalam cara tertentu dan perubahan lingkungan itu pada gilirannya akan memengaruhi perilaku orang itu selanjutnya.
Berdasarkan beberapan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara lingkungan dan motivasi yang akhirnya akan mempengaruhi perilaku sebagai perubahan dari hasil belajar. Perubahan perilaku dalam hal ini dapat diartikan sebagai hasil belajar atau prestasi belajar. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Bandura terkait teori belajar sosial adalah hubungan antara pengaruh lingkungan dan motivasi, dimana penguatan ekstrinsik dari pengaruh lingkungan akan mereduksi motivasi untuk melakukan sesuatu. Sehingga, dalam hal ini lingkungan akan mempengaruhi motivasi dan berimplikasi pada prestasi belajar siswa.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi tersebut diantaranya adalah lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang dominan terhadap perilaku anak karena lingkungan keluarga merupakan lingkungan pembelajar awal bagi anak. Dalam keluarga, karakter dan kepribadian anak akan terbentuk sehingga akan memicu motivasi belajar dan pada akhirnya akan berpengaruh juga dalam menentukan keberhasilan belajar. Lebih spesifik lagi lingkungan keluarga disini dilihat dari lingkungan sosial dan ekonomi keluarga.
Slameto (2010: 63) mengemukakan bahwa keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai kecukupan dari segi ekonomi.
Berdasarkan teori dan penjelasan diatas, maka dapat dirumuskan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Motivasi Belajar
(X2)
Lingkungan Sosial Ekonomi Keluarga
(X)
Hasil Belajar
(Y)
e1
e2
 






Gambar 3
Kerangka Pemikiran


4.2  Hipotesis
Arikunto (2003: 67) mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan hipotesis adalah “jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.” Sedangkan Moh. Nazir (2005: 151) berpendapat bahwa hipotesis adalah “jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Selanjutnya hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Lingkungan sosial ekonomi keluarga berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.
2.      Motivasi belajar berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.
3.      Lingkungan sosial ekonomi keluarga berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.

5.      Metode Penelitian
5.1  Objek dan Subjek Penelitian
Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan. Objek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa dengan faktor yang mempengaruhinya adalah lingkungan sosial ekonomi keluarga dan motivasi belajar. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di SMA Kartika 2 Siliwangi. Sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data primer artinya data langsung diperoleh dari responden melalui kuesioner.
5.2  Metode Penelitian
Metode merupakan cara yang digunakan untuk meneliti sesuatu sehingga dapat diambil kesimpulan. Metode adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Metode penelitian adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas pemikiran.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanatory atau penjelasan yaitu suatu metode yang menyoroti adanya hubungan antar variabel dengan menggunakan kerangka pemikiran kemudian dirumuskan suatu hipotesis.
5.3 populasi dan sampel
5.3.1 populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari subjek penelitian. Suharsimi Arikunto (2003:108) mengemukakan bahwa “populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau totalitas kelompok subjek, baik manusia, gejala, nilai, benda-benda atau peristiwa yang menjadi sumber data untuk suatu penelitian”.
Sedangkan menurut Sugiyono (2006:55) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakterisik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Berdasarkan definisi diatas, maka populasi merupakan keseluruhan dari objek yang akan diteliti. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa X  yang ada di SMA Kartika 2 Siliwangi Bandung sejumlah 59 orang.

5.3.2 Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2003:117) “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Sedangkan menurut Sugiyono (2006:56) “sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”
Dalam penentuan jumlah sampel siswa, dilakukan melalui perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
 
                                  (Riduwan, 2004: 65)
Keterangan:
n  = Ukuran sampel keseluruhan
N = Ukuran populasi
e  = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

5.4 Operasionalisasi Variabel
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen yaitu lingkungan sosial ekonomi keluarga (X1), dan variable perantara yaitu motivasi belajar (X2). Sedangkan yang menjadi variabel dependen yaitu hasil belajar siswa pada bidang studi ekonomi (Y). Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:


Tabel 2
Operasionalisasi Variabel

Konsep / konstruk

Variabel
Definisi Operasional

Skala

Lingkungan sosial ekonomi yaitu kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial didalam hubungan interaksi dengan kelompoknya.
Lingkungan sosial ekonomi keluarga
Jumlah skor nilai lingkungan sosial ekonomi keluarga dilihat dari aspek:
1)    Latar belakang pendidikan formal dan non formal orang tua.
2)    Pekerjaan orang tua atau jabatan yang dipegang.
3)    Penghasilan setiap bulan, anggaran biaya pendidikan dan keadaan rumah.
4)    Keterlibatan orang tua pada kegiatan di masyarakat.

Ordinal
Motivasi belajar (X2) merupakan suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Motivasi belajar
Jumlah skor motivasi dengan skala likert dari aspek sebagai berikut:
1)        Waktu yang digunakan untuk belajar.
2)        Mengikuti pelajaran dengan penuh perhatian.
3)        Melaksanakan jadwal pelajaran yang telah direncanakan.
4)        Berusaha mempelajari materi yang tidak dimengerti.
5)        Berusaha membeli buku pelajaran.
6)        Mengikuti bimbingan diluar sekolah.
7)        Tujuan / cita-cita.
8)        Kepuasan terhadap apa yang telah diraih
9)       Berusaha mengajak teman untuk belajar.
10)    Mempunyai kelompok belajar.
Ordinal
Hasil belajar (Y) merupakan penguasaan pengetahuan oleh seorang siswa yang diperoleh setelah mengikuti PBM dalam jangka waktu tertentu, biasanya dinyatakan dengan sebuah nilai sesuai dengan kemampuannya.
Hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi
Nilai Ujian Akhir Semester yang diperoleh siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas X tahun pelajaran 2010/2011
Interval


5.5  Teknik Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
  1. Angket yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden yang menjadi sampel penelitian.
  2. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah-masalah yang akan diteliti dengan mempelajari buku-buku dan literatur.
  3. Wawancara, yaitu usaha untuk mengumpulkan informasi dengan cara mengajukan pertanyaan lisan. Dalam hal ini wawancara dilakukan kepada guru dan kepala sekolah.

5.6  Pengujian Instrumen Penelitian
5.6.1 Uji Validitas
            Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan dari suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang memiliki validitas rendah. Dalam uji validitas ini digunakan teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus sebagai berikut :
 
                                                                       (Suharsimi Arikunto, 2002: 146)
dimana :
rxy               = koefisien korelasi butir
∑X                        = jumlah skor tiap item
∑Y                        = jumlah skor total item
∑X2           = jumlah skor-skor X yang dikuadratkan
∑Y2           = jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan
∑XY         = jumlah perkalian X dan Y
N               = jumlah sampel
            Dalam hal ini nilai rxy diartikan sebagai koefisien korelasi sehingga kriterianya adalah :
rxy       <                 : validitas sangat rendah        
0,20 – 0,399          : validitas rendah
0,40 – 0,699          : validitas sedang/cukup
0,70 – 0,899          : validitas tinggi
0,90 – 1,00            : validitas sangat tinggi
Perhitungannya merupakan perhitungan setiap item, hasil perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan ke dalam tabel harga product moment dengan taraf signifikansi atau pada tingkat kepercayaan 95%.
Hasil yang sudah didapat dari rumus product moment terus disubtitusikan ke dalam rumus t, dengan rumus sebagai berikut :
                                                   (Riduwan, 2004: 137)
ket :
t           = uji signifikansi korelasi
n          = jumlah sampel
r           = nilai koefisien korelasi
Hasil thitung tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga distribusi ttabel dengan taraf signifikansi ( ) = 0,05 yang artinya peluang membuat kesalahan 5 % setiap item akan terbukti bila harga thitung > ttabel dengan taraf kepercayaan 95% serta derajat kebebasannya (dk) = n - 2. Kriteria pengujian item adalah jika thitung lebih besar dari harga ttabel maka item tersebut valid.

5.6.2. Uji Reliabilitas
            Reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data tersebut menunjukkan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan atau konsistensi dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu walaupun dilaksanakan pada waktu yang berbeda. Untuk menghitung uji reliabilitas penulis menggunakan teknik alpha dengan rumus :
                                         
                                                       (Suharsimi Arikunto, 2002: 171)
dimana :
        = reliabilitas instrument
k          = banyaknya butir pertanyaan
  = jumlah varians butir
       = varians total
                ­Untuk menghitung reliabilitas, penulis juga menggunakan bantuan software Eviews 6.1. Yang kemudian diinterpretasikan.
            Untuk mengetahui interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi, menurut Suharsimi Arikunto (2002: 245) interpretasi besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut:l
Tabel 3
Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Korelasi
Tingkat Hubungan
Antara 0,800 – 1,000
Reliabilitas sangat tinggi
Antara 0,600 – 0,800
Reliabilitas tinggi
Antara 0,400 – 0,600
Reliabilitas cukup
Antara 0,200 – 0,400
Reliabilitas rendah
Antara 0,000 – 0,200
Reliabilitas sangat rendah

Sedangkan untuk mencari nilai varians per-item digunakan rumus varians sebagai berikut :
                                    (Suharsimi Arikunto, 2003:110)
Jika ri > r 0,05 → reliabel
Sebaliknya jika ri ≤ r 0,05 → tidak reliabel
5.7. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
5.7.1. Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan perlu diperhatikan dengan pengelolaan data yang telah terkumpul. Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal dan interval. Dengan adanya data berjenis ordinal maka data tersebut harus diubah menjadi data interval melalui Methods of Succesive Interval (MSI). Salah satu kegunaan dari Methods of Succesive Interval (MSI) dalam pengukuran sikap adalah untuk menaikkan pengukuran dari ordinal ke interval.
Langkah kerja Methods of Succesive (MSI) adalah sebagai berikut:
1.      Perhatikan tiap butir pernyataan, misalnya dalam angket.
2.      Untuk butir tersebut, tentukan berapa banyak orang yang mendapatkan (menjawab) skor 1,2,3,4,5 yang disebut frekuensi.
3.      Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut Proporsi (P).
4.      Tentukan Proporsi Kumulatif (PK)  dengan cara menjumlah antara proporsi yang ada dengan proporsi sebelumnya.
5.      Dengan menggunakan tabel distribusi normal baku, tentukan nilai Z untuk setiap kategori.
6.      Tentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan mengunakan tabel ordinat distribusi normal baku.
7.      Hitung SV (Scale Value) = Nilai Skala dengan rumus sebagai berikut:
8.     Menghitung skor hasil tranformasi untuk setiap pilihan jawaban dengan rumus:
dimana 

Selanjutnya data interval langsung diolah dengan menggunakan analisis jalur (Path analysis) dengan prosedur sebagai berikut:
1.     
X 1
X 2
Y
e2
e1
Merumuskan persamaan struktural dan meragakannya dalam bentuk diagram jalur. Berdasarkan kerangka pemikiran, hubungan kausal antara variable dependen dapat digambarkan sebagai berikut:









Gambar 4
Hubungan Kausal Antar Variable Independen dengan Variable Dependen

Dari diagram tersebut diketahui bahwa persamaan struktural dalam penelitian ini terdiri dari tiga sub struktur yaitu:
a.       Persamaan sub struktur 1 yang menjelaskan hubungan kausal antara lingkungan sosial ekonomi keluarga (X1) terhadap motivasi belajar siswa (X2). Persamaannya adalah:
X2 = ρx2x1X1 + ei

Keterangan:
X2 = motivasi belajar siswa
X1 = lingkungan sosial ekonomi keluarga
ei = faktor residual

X 1
X 2
e1
ρX2X1
 






Gambar 5
Diagram analisis jalur sub-struktur 1

b.      Persamaan sub-sektor 2 yang menjelaskan hubungan kausal lingkungan sosial ekonomi keluarga (X1) terhadap hasil belajar (Y). persamaannya adalah:
Y = X2 = ρYx1X1 + ei
Keterangan:
Y = hasil belajar siswa
X1 = lingkungan sosial ekonomi keluarga
ei = faktor residual


ρYX2
X 1
Y
e2
ρYX1
X 2
 






Gambar 6
Diagram analisis jalur sub struktur 2


2.      Menghitung koefisien jalur
Menghitung koefisien jalur didasarkan pada rumus:
Ρyxk =
Dimana:
Ρyxk = koefisien jalur antara variable eksogen terhadapa variable endogen yang terdapat dalam sub-sektor yang dianalisis.
Sk = standar deviasi variable eksogen (independent)
Sy = standar deviasu variable endogen (dependent)
Bk = koefisien regresi variable independent XK yang terdapat dalam persamaan regresi
3.      Menghitung pengaruh langsung dan tak langsung
Untuk mencari pengaruh langsung dan tak langsung dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
§  Besarnya pengaruh langsung (DE) variable eksogen k terhadap variable endogen i dinyatakan oleh persamaan:
DEiK = (ρik) (ρik) = (ρik)2
§  Pengaruh tak langsung (IE) dari satu variable eksogen terhadap variasi endogen dapat dinyatakan oleh persamaan:
IEik = (ρik) (rik) (ρik)
Dimana rik merupakan koefisien korelasi (zero order correlation) antara variable eksogen

4.      Menghitung pengaruh total:
TEikk = DEik + IEik

(Kusnendi, 2004: 7)

5.7.2 Pengujian hipotesis
              Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan serta pengaruh antar variable bebas dengan variable terikat baik secara simultan maupun secara parsial, maka dalam suatu penelitian perlu dilakukan pengujian, dalam hal ini melalui pengujian hipotesis. Adapun pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan melalui:

1.      Uji F
            Pengujian F statistik untuk mengetahui pengaruh bersama dari variabel-variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat. Nilai F dapat diperoleh melalui rumus:
F =  
(Kusnendi, 2008:155)
            kriteria uji Ho ditolak jika nilai F hitung lebih besar atau sama dengan F tabel, untuk tingkat kesalahan α = 0,05 atau jika nilai ρ (tingkat probabilitas membuat kesalahan) lebih kecil atau sama dengan tingkat α = 0,05.

2.      Uji t
            Pengujian t statistik bertujuan untuk menguji signifikansi masing-masing variable bebas dalam mempengaruhi variable terikat. pengujian t statistik ini merupakan uji signifikansi satu arah dengan rumus sebagai berikut:
tk =  ; (df = n-k-1)
dimana :
ρk = koefisien jalur yang akan diuji
tk = nilai t hitung untuk setiap koefisien jalur variable Xk
k = jumlah variable eksogen yang terdapat alam sub-struktur yang sedang diuji
n = jumlah pengamatan
Sepk = standar error koefisien jalur yang bersesuaian
Df = derajat kebebasan
kriteria juji Ho ditolak jika nilai t hitung lebih besar atau sama dengan nilai t tabel untuk derajat kebebasan (df = n-k-1) dan α = 0,05 atau nilai ρ (tingkat probabilitas membuat kesalahan) lebih kecil atau sama dengan tingkat α = 0,05.
3.      Menguji koefisien determinasi
Koefisien determinasi (  ) menunjukan besarnya pengaruh secara bersama atau serempak variabel eksogen yang terdapat dalam model struktural yang dianalisis. Koefisien determinasi dihitung dengan rumus sebagai berikut:
 =
Dimana:
 = besarnya pengaruh secara bersama atau serempak variabel eksogen terhadap variabel endogen yang terdapat dalam model struktural yang dianalisis
 = koefisien korelasi (zero order correlation)
K = variable eksogen
Y = variable endogen
Nilai ( ) berikisar antara 0-1 (0< <1), dengan ketentuan sebagai berikut:
a.       Jika semakin mendekati angka 1 maka hubungan antar variable eksogen dengan variabel endogen semakin erat atau dengan kata lain model tersebut dapat dinilai baik
b.      Jika  semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antar variabel eksogen dengan variabel endogen jauh, dengan kata lain model tersebut kurang baik


6        Literatur

Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. (2003). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Asnaldi, Arie. (2007). Teori-teori BelajarProses Perubahan Tingkah Laku dan Belajar.[online]. Tersedia:http://www,arieasnaldi.multiply.com.[28 Desember 2010]
Bahri S Djamarah. (2002) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Gujarati, Damodar. (1998). Ekonometrika Dasar . Jakarta: Erlangga
Hergenhahn dan Olson. (2008). Theories of Learning (Teori Belajar).Jakarta: Kencana
Kusnendi. (2008). Model-Model Persamaan Struktural Satu dan Multigroup Sampel dengan LISREL. Bandung. Alfabeta
Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Purwanto, N. (2004). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Rosda Karya
Rahayu, Eptiarti. (2008). Pengaruh Faktor Internal Dan Faktor Eksternal Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi (Survey Pada 5 SMA di Kabupaten Purwakarta). Tidak diterbitkan
Riduwan. (2004). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Slameto. (2009). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2006). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Supranto, J. (2004). Ekonometri. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Surya, Moh. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Syamsudin, A. (2004). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.